Peliharalah air ludahmu baik-baik


Jakarta Kamis 5 Februari 2009. Saat itu jakarta terasa sejuk karena seharian diguyur hujan. Sebagiancelana panjang dan kaos hitam ku juga sedikit basah saat berteduh di jembatan bus way Pasar baru guna menghindari derasnya hujan yang disertai dengan angin kencang.
Setelah puas memuntahkan air hujan langitpun kembali cerah, dan seketika itupub aku beranjak dari tempat berteduhku dan menyetop bis yang akan mengantarkan aku ke stasiun senen untuk reserfation tiket untuk temanku yang kan pergi ke blora, untuk tujuan yang entah aku sendiripun ndak tahu.
Sampai di stasun senen aku dengan mudah mendapatkan tiket sesuai dengan permuintaan teman ku. Setelah selesai urusan ku dengan petugas reserfation Stasiun pasar senen yang kurang ramah itu aku bergegas pergi meninggalkan stasiun. Jalan menuju jalur bis P2 pun aku susuru, mulai dari jalan diterminal bis senen sampai jembatan penyebrangan ke Mol Atrium Senen.
Tak beberapa lama akupun sampai di jalan gunung sahari tempat trayek bis P2 berjalan. Tak beberapa lama akupun berdiri di pinggir bahu jalan menantikan datangnya bis P2 yang aku kira bis yang takbagus-bagus amat apalagi untuk melayani jalur-jalur utama di ibukota. Asap tebal yang meyebul dari kenalpot tak jarang membuat pengendara yanga da disamping bis geram, bahkan beberapakali bis yang aku naiki mogok dan dengan sukarela aku harus ikut mendorong bis ketepi agar tidak berakibat macet. Sungguh perbuatan mulia karena itu. Ah tidak aku pikir aku hanya kasihan saja dengan kenek yang tak kuat mendorong bis itu ke tepi. Walau terkadang aku dibuat mangkel oleh ulah sang krenek karena begitu naik belum apa-apa udah di mintain ongkos jalannya, dengan muka masam lagi dan tak ada tegur sapa, yang ada hanya bunyi recehan yang dikocok dalam telapak tangan yang dianggap dia sebagai isyarat. Isyarat gombal menurutku. Tapi apalah daya aku pun harus berpura-pura tahu apa yang dimaksudkan si kernek itu. mungkin inilah gambaran secuil dari wajah ibukota yang bopeng dan tak ramah ini, huih...!
Setelah 5 menit bis tak datang akupun mulai menyulut sebatang rokok untk mengusir rasa jenuhku. baru aja aku menyulut rokok, eh ada beerapa orang pria yang rurun dari mikrolet dan meludah dengan angkuhnya didepanku dan bergegas pergi. Asu kataku seketika didalam hati, Lugah itu aku lihat putih agak sedikit berbusa. Dengan melihat sekeliling akupun kembali mengumpat jakarta, Asu jakarta memang tak ada etik sedikitpun dalam bertingkah laku pikirku.
Agar tidak jengkel berkelanjutan akupun berinisiatif untuk geser 5 meter dari ludahan itu, eh tak beberapa lama muncul seseorang yang jalan kaki dari arah RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Sampainya didepanku iapun dengan tanpa beban dosa kembali meludah didepanku, Busyet..! Harga ludah di jakarta memang luar biasa, jika kita sedikit sadar tanpa air ludah kita tidak dapat mencerna makanan dengan baik. Huk jakarta....!!! Ungkapan apa lagi yang pas untukmu Jakarta? Tak sadarkah kamu atau sedikit berbenahlah untuk masa depan mu yang lebih baik. Kalao kamu tetap seperti ini aku ragu kamu bisa berubah lebih baik....!

About this entry